Karakter Pemuda dan Kejayaan Islam


            Ini adalah fase lanjutan untuk mencapai impian. Setelah melalui fase pertama, tauhid dan akidah yang benar akan merasuk kedalam hati dan menjadi iman yang kokoh (baca materi sebelumnya, tauhid dan akidah). Maka fase selanjutnya ialah bagaimana seorang pemuda menjadkan intelektualnya punya fondasi yang kuat. Kembali Kak Ashabul Kahfi memberikan pemahamannya sebagai bagian dari rangkaian Diklat Ekonomi Islam 2019.
            Dalam menuntut ilmu, dengan menerapkan tahap yang benar dengan fondasi yang kuat maka ilmu akan didapatkan dan pemahaman yang utuh dapat dicapai. Apakah fondasi itu? Fondasi bagi seorang muslim adalah perjuangan. Bagaimana kita sebagai seorang muslim punya semangat membara untuk berjuang menuntut ilmu. Karena sebenarnya setiap jam yang dihabiskan untuk kesia-siaan sama saja dengan merendahkan diri sendiri.
            Di masa sekarang ini, islam telah dijauhkan dari pengikutnya sendiri. Bagaimana tidak, kalau kiblat tujuan dari kemakmuran adalah negara-negara barat seperti Amerika. Padahal sebenarnya, islam juga mempunyai contoh dari kemakmuran yang bahkan lebih indah dari kehidupan negara manapun di dunia ini. Itulah zaman Umar bin Abdul Aziz, dimana masyarakatnya merasa malu ketika menghamba pada dunia. Inilah contoh dari peradaban paling tinggi yaitu ketika manusia menghamba pada Allah bukan pada pekerjaan atau dunia.
            Kenapa Allah mengirimkan kejayaa pada masa itu? Karena masyarakat pada masa itu telah mengkutin fase yang telah disebut di paragraf teratas. Ada cerita pada suatu masa seorang pemimpin bernama Abdul Malik bin Marwah ditanya mengapa ia tidak bisa menjadi sosok pemimpin seperti Umar bin Khattab ra, ia menjawab, “Jika kau menuntutku untuk menadi seperti Umar bin Khattab, maka kau harus menjadi rakyat yang seperti rakyat Umar bin Khattab.” Intinya adalah, jangan hanya bicara untuk protes, jangan cuma menuntut, tapi berubahlah.
            Untuk menjadi pemuda yang ideal diperlukan beberapa usaha yang secara kontinyu harus dilakukan, yaitu :
  • Memiliki sifat Rabbaniyyah : ketika segala sesuatunya dirasa kalau ia bersama Allah
  • Merasa asing dengan dunia, jangan takut menjadi berbeda untuk menegakkan syariat slam, janganlah menjadi pemuda yang pengecut
  • Bentengi hati dengan iman
  • Yang diingat hanya akhirat, karena itu berlomba-lombalah dalam kebaikan. Fastabiqul khairat
  • Menjadi orang-orang yang senang bertaubat
  • Memiliki akhlak yang agung, Iffah (menjaga jiwa dan badan), Izzah (menjaga kehormatan dengan ikhtiar), maru’ah (punya kesungguhan dalam meraih sesuatu)
  • Disiplin, jangan banyak menyepelekan sesuatu apalagi itu adalah amanah
  • Punya psikologis yang baik, mampunya mengatur emosionalnya
            Islam tidak bisa hanya berjaya didunia, tapi harus seiring dengan kejayaan di akhirat. Ketahuilah kita gagal karena kita terburu-buru, terlalu cinta pada dunia, dan takut berjihad  Jangan takut untuk berjihad, karena sebenarnya jihad adalah pekerjaan paling enak. Ditambah, jangan sekali-kali dunia masuk ke dalam hati, cukup peganglah dengan tangan saja. Jika kita belum mampu berbuat untuk kejayaan islam, mulailah dari diri sendiri.



#PemudaSEF
#MujahidSEF

Komentar

Postingan populer dari blog ini