Riset dan Budaya
Ilmiah
Tanggal 22 Agustus 2019. Materi pertama
yang diberikan di Diklat Ekonomi Islam 2019 untuk para pengurus muda sharia economic forum Universitas
Gunadarma. Disampaikan oleh Kak Ahmad Husin, dimulai dengan cerita mengenai pradaban-peradaban
yang ada di dunia.
Objek pergerakan perkembangan
peradaban islam. Sebelum memasuki hal tersebut, ada baiknya jika kita menilik
kembali, peradaban-peradaban yang berdiri di dunia sebelum kedatangan islam. Pertama,
peradaban Bangsa Yunani. Dengan tiga tokoh utamanya yang mengembangkan ‘ilmu’
yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Mereka mencetuskan ilmu filsafat yang
dikatakan adalah akar dari segala ilmu yang nantinya berkembang. Kehidupan masyarakatnya
berkisar pada sistem republik yang dicetuskan Plato yang membagi masyarakatnya
menjadi tiga kasta : filsuf, bala tentara, dan masyarakat biasa.
Kedua, Peradaban India. Yang juga
terkenal dengan kasta-kasta yang menghuni sistem pelapisan masyarakatnya. Ada Brahmana
(ahli agama), ksatria (bangsawan), waisya (pedagang/masyarakat biasa), terakhir
sudra (budak). Ketiga, Peradaban Romawi. Dengan daerah kekuasaanya meliputi
Eropa. Peradaban yang dianggap sangat kuat namun hancur begitu saja dikarenakan
dokma-dokma gereja yang sangat mengekang karena secara terang-terangan melarang
berkembangnya ilmu pengetahuan. Dari sinilah ketika terjadi Renaissance atau
Abad pencerahan banyak orang yang tidak suka dengan pengekangan gereja sehingga
memisahkan segala hal yang berbau agama dengan urusan sehari-hari yang sekarang
lebih dikenal dengan istilah sekularisme.
Keempat, Peradaban Persia. Yang merupakan
buah dari penguasa terdahulunya yang mencintai perang dan penaklukan, karena
sifat itulah peradaban persia berkembang dengan perluasan wilayah yang terjadi
terus menerus lewat peperangan. Kelima dan yang terakhir, Peradaban Bangsa Arab
pra Islam. Masa-masa jahiliyah yang sering kita dengar kisah-kisahnya,
penyembahan berhala, pelanggaran hak perempuan, minuman keras dimana-mana.
Peradaban islam berdiri atas asar
empat pilar yang dibawa Rasulullah saw, yaitu : Universalitas, Ketauhidan
(beribadah kepada Allah), adil dengan bersikap tawazun antara dunia dan
akhirat, dan memiliki sentuhan akhlak. Empat poin inilah yang menjadi bekal
bagi umat islam melakukan riset untuk mengembangkan agamanya. Dengan mencetuskan
dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan lewat cendikiawan-cendikiawan
muslim yang berkarya pada masanya masing-masing. Ilmu filsafat, astronomi,
matematika, kedokteran, hingga ekonomi semuanya lengkap dimiliki pada masa The Golden Age of Islam.
Peradaban-peradaban yang telah lewat
ini masih bisa kita lihat keberadaannya berdampak bagi dunia saat ini. Tapi bagaimana
dengan peradaban islam? Peradaban islam berparadoks dengan peradaban eropa. Islam
mencapai The Golden Age saat Eropa
mengalami The Dark Age. Sayangnya,
ini berlaku sebaliknya ketika Eropa
mulai bangkit, Peradaban islam justru mulai runtuh. Yang lebih disayangkan lagi
kebangkitan Eropa terjadi karena mereka telah mengambil apa yang telah islam
miliki dan menggubahnya seolah segala ilmu pengetahuan berasal dari ranah
Eropa, membuat peradaban islam hancur dan menghilang begitu saja tanpa
terkenang dan meninggalkan jejak di muka bumi.
Sesungguhnya islam adalah yang
pertama sebagai pencetus ilmu pengetahuan. Islam juga mengajarkan jikalau salah
satu bagian riset yang terpenting adalah jika riset tersebut dapat
dipertanggungjawabkan seperti cendikiawan muslim yang dahulu menguasai ilmu
pengatahuan di dunia. Dengan enam dasar dalam riset yaitu : melihat, meneliti,
menelaah, mencari, menganalisa, dan mengamati. Para cendikiawan muslim mudah di
masa sekarang diharapkan dapat membawa kembali kejayaan peradaban islam di masa
lalu.
#MujahidSEF
Komentar
Posting Komentar